Tes Rorschach
Ada bermacam-macam sistem untuk mengadakan skor terhadap respons-respons, tetapi kebanyakan mengenaik lokasi (tempat atau letaknya), determinan (faktor yang menentukan), isi, dan tingkat bentuk dari respons-respons. Setelah subjek mengadakan respons terhadap semua kartu, penguji mengadakan pemeriksaan dengan meminta kepada subjek untuk menjelaskan aspek-aspek manakah dari bercak itu yang membangkitkan respons-respons subjek. Apabila subjek berkata bahwa kartu itu kelihatannya seperti "dua ekor beruang menari", penguji dapat bertanya "Yang mana dari kartu itu yang mengingatkan Anda terhadap dua ekor beruang yang menari itu?"
Lokasi adalah daerah bercak yang dipilih-seluruh kartu atau suatu bagian kecil yang mencolok. Determinan (faktor yang menentukan) adalah sifat-sifat dari bercak tinta itu, seperti bentuk (shape), bayangan (shading), tekstur (texture), atau warna yang mengilhami respons-respons, dan ciri-ciri persepsi yang ditetapkan atau dibaca dalam bercak tinta itu, seperti gerakan (movement) - mempersepsikan gambar-gambar itu sebagai yang hidup, sebagai yang berlari, menari, atau terbang. Isi (content) adalah nama dari apa yang dipersepsikan itu, misalnya, makhluk bersayap, batang tubuh, kelelawar, atau kupu-kupu. Tingkat bentuk (form level) berarti: (1)konsistensi dari respons dengan bentuk dari bercak tinta dan (2) komplesitas dari respons.
Para ahli klinis yang menggunakan Rorschach akan menafsirkan respons-respons dalam cara cara berikut. Penguji harus memperhatikan skor menurut isi (content), yakni skor yang diberikan penguji terhadap apa yang dilihat pasien dalam bercak tinta itu. Apa yang dilihat pasien adalah penting karena terus menerus melihat tubuh-tubuh yang dikudungkan atau binatang-binatang
yang berlumpur mengandung implikasi-implikasi yang sangat berbeda dengan melihat bunga-bunga, wajah seekor kucing, orang-orang menari, atau gambar gambar lain yang lebih menyenangkan. Analisis ini mungkin menjelaskan konflik-konflik psikologis yang mendasar. Misalnya, subjek dewasa yang melihat binatang tetapi bukan orang yang mungkin mengalami masalah dalam berhubungan dengan orang lain. Subjek yang kelihatan bingung mengenai apakah persepsinya itu adalah wanita atau pria, menurut pandangan psikodinamik, mungkin mengalami konflik mengenai gendernya sendiri,
Hal yang lain lagi adalah penguji harus memperhatikan skor menurut bentuk (shape), yakni skor yang diberikan penguji terhadap sesuatu mengenai bercak tinta itu yang menyebabkan pasien mengatakan apa yang telah dilihatnya. Misalnya apakah bentuk (shape)dari bercak tinta itu memang benar seperti yang dilihat? Bila bentuk (shape) dari bercak tinta itu adalah tepat seperti yang dilihat pasien maka responnya akan diberi skor F+ (F adalah Form/Bentuk). Tetapi, bila respon dari pasien tidak tepat atau tidak sesuai dengan bentuk yang sebenarnya dari bercak tinta itu, maka responnya diberi skor F- yang berarti bahwa pasien tersebut tidak berhubungan dengan kenyataan. Kita tidak mengharapkan bahwa respons itu berada dibawah 60 atau 70%, maka ada alasan untuk memperhatikan sejauh mana pasien itu berhubungan dengan kenyataan. Pasien yang menggunakan seluruh bercak tinta dalam respons-responsnya berarti dia memperlihatkan kemampuannya untuk mempersepsikan hubungan antara bagian dan keseluruhannya, serta mengintegrasikan peristiwa-peristiwa dengan cara-cara penuh arti. Orang yang respons-responsnya hanya tertuju pada bagian-bagian yang kecil mungkin memiliki kecenderungan-kecenderungan obsesif-kompulsif; dan menurut teori psikodinamik, respons-respons tersebut menunjukkan kecenderungan untuk tidak mau menangani hal-hal yang lebih besar dalam kehidupan mereka.
Penggunaan warna dalam memberikan respon juga dianggap penting karena memberikan respons terhadap warna diduga menggambarkan banyaknya emosi yang dimiliki pasien dan bagaimana dia menangani emosi itu. Teori mengemukakan bahwa bila pasien tidak memasukkan warna, maka akan ditafsirkan emosi pasien adalah "rata" (tumpul). Bila pasien menggunakan warna tetapi ketika dia berbuat demikian dia memberikan respons yang kurang tepat (F-), maka diasumsikan bahwa individu itu mudah dikuasai oleh emosi dan fungsinya dikacaukan oleh emosi. Respons yang cocok dengan bentuk dari bercak tinta merupakan petunjuk adanya pengujian kenyataan yang adekuat. Respons-respons lain yang juga perlu dianalisis dan diperhitungkan dalam memberikan skor adalah penggunaan bayangan warna abu-abu (shading) dalam bercak tinta dan adanya gerakan (movement), kelaziman, susunan, kecepatan dalam memberikan respons tehadap Rorschach. Data normatif terdapat dalam buku psikologi, tetapi validitas dari penafsiran tes tergantung pada kecakapan dan kepekaan ahli klinis.
Meskipun tes Rorschach membantu mengadakan klasifikasi diagnosis, tetapi nilainya yang terutama adalah menjelaskan struktur dan dinamika kepribadian. Tes tersebut mengungkapkan segi-segi kepribadian, misalnya kontak dengan kenyataan, kekayaan kehidupan mental, mekanisme pertahanan diri, kecemasan, depresi, dan segi-segi lain penyesuaian diri antarpribadi. Tes Rorschach kuga dipakai untuk menilai secara kualitatif tingkah laku pasien dalam situasi waktu menjalani tes. Sama seperti semua tes psikologi, tes ini sangat bernilai jika digunakan sebagai bagian dari battery tests.
Meskipun tes Rorscach juga merupakan salah satu metode yang sering digunakan untuk menilai kepribadian, tetapi tes ini tidak luput dari kelemahan. Karena orang dapat menjawab apa saja menurut keinginannya, maka penafsiran terhadap respons-respons pasien tidak objektif. Dengan demikian, reliabilitas dan validitas dari tes Rorschach rendah (Wood, et., 1996). Penafsirannya sedikit banyak tergantung pada penilaian subjektif dari penguji. Dua orang penguji mungkin menafsirkan respon Rorschach yang sama secara berbeda karena tergantung pada penafsiran subjekif mereka sendiri. Masalah lain dalah tidak adanya prosedur penentuan skor yang baku. Ada beberapa sistem penentuan skor, tetapi reliabilitas dari penafsiran respons-respons itu masih tetap dipertanyakan. Untuk mengatasi masalah ini telah dikembangkan suatu pendekatan penskoran yang komprehensif, seperti sistem Exner (Exner, 1978; Exner & Weiner, 1982). Teapi, meskipun reliabilitas penskoran terhadap respons-respons Rorschach mencukupi, namun penafsiran terhadap respons-respons itu - apa artinya respons-respons tersebut- masih tetap merupakan suatu pertanyaan terbuka. Para pengkritik dan pendukung tes Rorschach (Hertz, 1986) mengemukakan bahwa tidak ada penelitian empiris untuk mendukung penafsiran terhadap respons-respons tertentu.
Semium, Yustinus. 2006. Kesehatan Mental 3. Yogyakarta:Kanisius.
Komentar
Posting Komentar