Matematika dan Ilmu Alamiah Dasar



A.    HIMPUNAN DAN BILANGAN

1.      Jelaskan pengertian himpunan dan anggota himpunan !
Himpunan adalah kumpulan benda atau objek yang dapat didefinisikan dengan jelas, sehingga dengan tepat dapat diketahui objek yang termasuk himpunan dan yang tidak termasuk dalam himpunan tersebut.

Anggota himpunan adalah objek-objek atau benda-benda benda yang ada di dalam suatu himpunan.
2.      Sebutkan macam-macam himpunan berdasarkan jumlah anggotanya!
Himpunan kosong, yaitu himpunan yang tidak mempunyai anggota. Dilambangkan dengan “ ” atau { }.
         Contoh : bilangan prima genap > 10
Himpunan semesta, yaitu himpunan yang anggotanya semua objek pembicaraan. Himpunan semesta dilambangkan dengan S atau U.
         Contoh : S = {-4, 5, 7, 9}  dan A = {7, 9}  maka S merupakan semesta dari himpunan A
Himpunan berhingga dan himpunan tak berhingga. Himpunan dikatakan berhingga jika himpunan tersebut mempunyai anggota yang banyaknya berhingga. Himpunan dikatakan  tak berhingga jika himpunan tersebut mempunyai anggota yang banyaknya tidak berhingga.
Contoh : H = {x | x= 1, 2, 3, 4, 5, 6, …}, H disebut himpunan tidak  berhingga.
A = {x | x= 1, 2, 3, 4, …, 10}, A disebut himpunan berhingga.
Himpunan bagian (Subset). Himpunan A dikatakan himpunan bagian dari himpunan B ditulis “AB”, jika setiap anggota A merupakan anggota dari B.
Contoh : A = {2, 3, 5} dan B = {1, 2, 3, 4, 5}. Maka AB.
P = {2, 3, 5, 7} dan Q = { 1, 3, 5, 7, 9}. Maka PQ
Dua himpunan A dan B dikatakan sama, ditulis “A=B”, jika dan hanya jika AB dan BA.
Contoh : A = {2, 3, 5,7} dan B = {2, 3, 5, 7}. Maka A=B.
Himpunan berpotongan. Dua himpunan A dan B dikatakan berpotongan ditulis “AB” jika dan hanya jika ada anggota  yang menjadi anggota B.
Contoh : A = {2, 3, 5,} dan B = {1, 3, 5, 7, 9}. Maka AB.
Himpunan lepas. Dua himpunan A dan B dikatakan lepas ditulis “//” jika dan hanya jika kedua anggota himpunan tersebut tidak kosong dan tidak mempunyai anggota yang sama.
Contoh: A = {3, 5, 7,11} dan B = {2, 4, 6, 8}. Maka A ∕∕ B.

3.      Jelaskan operasi antar himpunan berserta contohnya!
Dalam teori himpunan ada aturan atau hukum yang menghubungkan himpunan yang satu dengan yang lain. Ada tiga operasi himpunan, yaitu : operasi gabungan, operasi irisan, dan operasi selisih.
1. OPERASI GABUNGAN (UNION)
Operasi Gabungan (union) himpunan A dan himpunan B, ditulis sebagai A È B, adalah sebuah himpunan yang anggotanya merupakan anggota A atau anggota B atau anggota keduanya, didefinisikan sebagai berikut :
A È B = { x | x Î A V x Î B }
Contoh :
Jika A = { 2,4,6,8,10 } dan
B = { 1,3,5,7,9 } ,maka
A È B = { 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10 }
2. OPERASI IRISAN (INTERSECTION)
Irisan (interseksi) himpunan A dan himpunan B, ditulis sebagai A Ç B, adalah sebuah himpunan yang anggotanya merupakan anggota bersama dari himpunan A dan B, dapat didefinisikan sebagai berikut :
A ∩ B = {x| x ϵ A ʌ x ϵ B } (Tanda ʌ artinya dan)
Contoh :
· Jika A = { p,q,r,s } dan B{ r,s,t},maka A ∩B = {r,s}.
· Jika H = { 2,4,6,8,10 },dan I = { 1,3,5 },maka H ∩ I = Ø = { }
3. OPERASI SELISIH
Selisih (difference) dari himpunan A dengan himpunan B, ditulis sebagai A – B, adalah sebuah himpunan yang anggotanya merupakan anggota himpunan A yang bukan merupakan anggota himpunan B. Jadi A – B berbeda dengan B – A, daerah yang diarsir merupakan selisih A dan B. Dapat didefinisikan sebagai berikut :
A – B = { x | x Î A ʌ x Ï B }
Contoh :
· Jika A = { a, b, c, d, e, f },dan B = { e, f, h }, maka A – B = { a, b, c, d }
· Jika A = { 1, 2, 3, 4, 5 }, dan B = { 1, 3, 7, 5 }, maka A – B = { 2, 4 }
· Jika A = { 1, 2, 3 }, dan B = { 1, 2, 3, 4, 5 }, maka A – B = Ø

4.      Jelaskan mengenai himpunan bilangan,dan sebutkan sifat-sifat bilangan!
himpunan adalah (kumpulan objek yang memiliki sifat yg dapat didefinisikan dengan jelas) segala koleksi benda-benda tertentu yang dianggap sebagai satu kesatuan
Bilangan adalah suatu konsep matematika yang digunakan untuk pencacahan dan pengukuran atau lebih mudahnya bilangan adalah suatu sebutan untuk menyatakan jumlah/banyaknya sesuatu. Simbol ataupun lambang yang digunakan untuk mewakili suatu bilangan disebut sebagai angka atau lambang bilangan.
Sifat sifat bilangan.
Sifat Komutatif
Dalam penjumlahan dan perkalian, angka yang akan dijumlahkan atau dikalikan dapat dibolak – balik :
5 + 2 = 7 dan 2 + 5 = 7
5 x 2 = 10 dan 2 x 5 = 10
Ini adalah merupakan sifat komutatif, yaitu jika angka yang akan dijumlahkan atau dikalikan menghasilkan hasil yang sama. Dalam sebuah variable dapat dituliskan :
a + b = b + a
a x b = b x a
sifat ini tidak berlaku pada operasi pengurangan dan pembagian.
Contoh :
5 – 2 = 3 sedangkan 2 – 5 = -3
4 : 2 = 2 sedangkan 2 : 4 = 0,5
Sifat Asosiatif
Dalam operasi penjumlahan dan perkalian pada tiga bilangan, tidak menjadi masalah apakah anda menggabungkan dua bilangan pertama kemudian bilangan ketiga, atau jika anda mulai dengan menggabungkan bilangan kedua dan ketiga baru kemudian bilangan pertama.
Contoh :
5 + ( 3 + 6 ) = 14 dan ( 5 + 3 ) + 6 = 14
5(3x6) = 90 dan (5x3)6 = 90
Dalam bentuk variable dapat dituliskan sebagai berikut
a + ( b + c ) = ( a + b ) + c
a(b xc ) = (axb)c
sedangkan pada operasi pengurangan dan pembagian sifat asosiatif tidak berlaku.
Sifat Distributif
Perkalian dapat didistribusikan pada operasi penjumlahan atau pembagian.
Contoh :
3( 4 + 5 ) = 3 x 9 = 27 dan 3(4) + 3(5) = 12 + 15 = 27
Dalam bentuk variable dapat dinyatakan dengan :
a( b + c ) = a(b) + a(c)
pada operasi pambagian tidak dapt di distribusikan pada operasi penjumlahan ataupun operasi pengurangan.

5.      Jelaskan perbedaan bilangan bulat &bilangan rill!
Bilangan Real
Bilangan real adalah bilangan yang merupakan gabungan dari bilangan rasioanal dan bilangan irrasioanal sendiri.
Contohnya :
0, 1, 2, ½, 4/7, 55/7, √2, √3, √5, .... dan seterusnya.

Bilangan Bulat
Bilangan bulat yaitu bilangan yang terdiri atas bilangan negatif, bilangan 0 (nol), dan bilangan postitif, yaitu : ..., -2, -1, 0, 1, 2, 3, ... , dan seterusnya

B.     RELASI
1.      Definisi Relasi
Relasi adalah suatu aturan yang memasangkan anggota himpunan ke himpunan lain. Suatu relasi dari himpunan A ke himpunan B adalah pemasangan atau perkawanan atau korespondensi dari anggota-anggota himpunan A ke anggota-anggota himpunan B.


Jika diketahui himpunan A = {Elisabet,Feby A,Feby S,Frima,Julia }; B = {Chatime,Dum-Dum,Starbucks,JCO,Soju}, maka relasi "suka dengan minuman" himpunan A ke himpunan B dapat disajikan dalam diagram panah, matriks relasi.
2.      Diagram Panah


 
 










3.      Matriks relasi
Jika relasi direpresentasikan dengan table, maka kolom pertama table menyatakan daerah asal, sedangkan kolom kedua menyatakan daerah hasil.
Table 1.3
A
B
Eli
INF0422
Feby  A
INF0421
Feby S
INF0221
Frima
INF0422
Julia
INF0421
Misalkan R adalah relasi dari A = {a1, a2, . . .,am} dan B = {b1, b2, . . .,bn}, relasi R dapat disajikan dengan matriks M = [mij]
Yang dalam hal ini :
Dengan kata lain, elemen matriks pada posisi (i,j) bernilai 1 jika ai dihubungkan dengan bj dan bernilai 0 jika ai tidak dihubungkan dengan bj.





Relasi R pada table 1 dapat dinyatakan dengan matriks :

yang dalam hal ini, a1 = Eli, a2 = Feby, a3 = Julia, dan b1 = INF022.


4.       Relasi komposisi dan relasi invers
a)       Relasi komposisi
Dari dua jenis fungsi f(x) dan g(x) kita dapat membentuk sebuah fungsi baru dengan menggunakan sistem operasi komposisi. operasi komposisi biasa dilambangkan dengan "o" (komposisi/bundaran). fungsi baru yang dapat kita bentuk dari f(x) dan g(x) adalah:
(g o f)(x) artinya f dimasukkan ke g
(f o g)(x) artinya g dimasukkan ke f
Sifat-sifat Fungsi Komposisi
Fungsi komposisi memiliki beberapa sifat, diantaranya:

                                                       i.            Tidak Komutatif
(g o f)(x) = (f o g)(x)
                                                     ii.            Asosiatif
(f o (g o h))(x) = ((f o g) o h)(x)]
                                                   iii.            Fungsi Identitas I(x) = x
(f o I)(x) = (I o f)(x) = f(x).

b)      Relasi invers
Apabila fungsi dari himpunan A ke B dinyatakan dengan f, maka invers dari fungsi f merupakan sebuah relasi dari himpunan A ke B. Sehingga, fungsi invers dari f : A -> B adalah f-1: B -> A. dapat disimpulkan bahwa daerah hasil dari f-1 (x) merupakan daerah asal bagi f(x) begitupun sebaliknya.
Cara menenukan fungsi invers bila fungsi f(x) telah diketahui:
                                                       i.            Ubah persamaan y =  f (x) menjadi bentuk x sebagai fungsi dari y.
                                                     ii.            Hasil perubahan bentuk x sebagai fungsi y itu dinamakan sebagai f-1(y)
                                                   iii.            Ubah y menjadi x [f-1(y) menjadi f-1(x)]

5.      Perbedaan sifat-sifat relasi
a)      Sifat Reflektif
Misalkan R sebuah relasi yang didefinisikan pada himpunan P. Relasi R dikatakan bersifat refleksif jika untuk setiap p P berlaku (p, p) R.
Contoh:
Diberikan himpunan P = {1, 2, 3}. Didefinisikan relasi R pada himpunan P dengan hasil relasi adalah himpunan S = {(1,1), (1,2), (2,2), (2,3), (3,3), (3,2)}. Relasi R tersebut bersifat reflektif sebab setiap anggota himpunan P berpasangan atau berelasi dengan dirinya sendiri.
b)      Sifat Simetris
Misalkan R sebuah relasi pada himpunan P. Relasi R dikatakan bersifat simetris, apabila untuk setiap (x, y) R berlaku (y, x) R.
Contoh:
Diberikan himpunan P = {1, 2, 3}. Didefinisikan relasi R pada himpunan P dengan R = {(1,1) , (1,2), (1,3), (2,2), (2,1), (3,1), (3,3)}. Relasi R bersifat simetris sebab untuk setiap (x,y) R, berlaku (y,x) R.
c)      Sifat Transitif
Misalkan R sebuah relasi pada himpunan P. Relasi R bersifat transitif apabila untuk setiap (x,y) R dan (y,z) R maka berlaku (x,z) R.
Contoh:
Diberikan himpunan P = {1, 2, 3}. Didefinisikan relasi pada himpunan P dengan hasil relasi adalah himpunan R = {(1,1), (1,2), (2,2), (2,1), (3,3)}. Relasi R tersebut bersifat transitif sebab (x,y) R dan (y,z) R maka berlaku (x,z) R.
d)     Sifat Antisimetris
Misalkan R sebuah relasi pada sebuah himpunan P. Relasi R dikatakan bersifat antisimetris, apabila untuk setiap (x,y) R dan (y,x) R berlaku x = y.
Contoh:
Diberikan himpunan C = {2, 4, 5}. Didefinisikan relasi R pada himpunan C dengan R = { (a,b) a kelipatan b, a,b C} sehingga diperoleh R = {(2,2), (4,4), (5,5), (4,2)}. Relasi R tersebut bersifat antisimetris

C.    Fungsi
1.      Definisi Fungsi
Adalah sekumpulan perintah operasi program yang dapat menerima argumen input dan dapat memberikan hasil output yang dapat berupa nilai ataupun sebuah hasil operasi. nama fungi yang didefinisikan sendiri oleh pemrogram tidak boleh sama dengan nama build-in function pada compiler  C++. Fungsi digunakan agar pemrogram dapat menghindari penulisan bagian program (kode) berulang-ulang, dapat menyusun kode program agar terlihat lebih rapi dan kemudahan dalam debugging program. 

2.      Tujuan penggunaan Fungsi
a)  Program menjadi terstruktur, sehingga mudah di pahami dan mudah di kembangkan dengan memisahkan langkah-langkah detail ke satu atau lebih fungsi-funsi, maka fungsi utama menjadi lebih pendek, jelas dan mudah di mengerti
b)  Dapat mengurangi pengulangan kode program, langkah-langkah program yang sama dan dipakai berulang-ulang di program dapat di tuliskan sekali saja secara terpisah dalam bentuk fungsi-fungsi. selanjutnya bagian program yang membutuhkan langkah-langkah ini tidak perlu selalu menuliskanya tetapi cukup memanggil funsi-funsi tersebut.
 Fungsi dapat diimplementasikan dalam tiga bentuk : 
a)  Pendeklarasian fungsi sebagai prototype fungsi.
b)  Pendefinisian fungsi.
c)  Pemanggilan fungsi dari program lain.

3.      Fungsi Injektif (satu-ke-satu)
Fungsi disebut fungsi satu-satu (one-to-one) atau injektif jika semua preimage adalah unik. Dengan kata lain, jika a ≠ b maka (a) ≠ (b).  Atau jika a = b maka (a) = (b).  
Fungsi dikatakan satu-ke-satu (one-to-one) ata(injective) jika  tidak  ada  du elemen himpunan memiliki bayangansama.
Contoh 1 : 
Relas= {(1, w), (2u), (3v)} dari = {1, 2, 3ke = {u,v, w, x} adalah fungsi satu-ke-satu. Di sini f(1) = w, f(2) = u, dan f(3) = v. Daerah asal dari f adalah A dan daerah hasil adalah B. Jelajah dari f adalah {u, v, w}, yang dalam hal ini anggota dari himpunan B. Mengapa dikatakan fungsi satu-ke-satu? Karena, anggota daerah asal dari f adalah A memiliki tepat satu pasangan pada daerah kawan dari f adalah B. Dan tidak ada du elemen himpunan A yang memiliki bayangan yang sama pada himpunan B.
5.      Fungsi Surjektif ( pada/outo)
Fungsi f dikatakan surjektif (surjective) atau pada (onto) jika setiap elemen himpunan B merupakan bayangan dari satu atau lebih elemen himpunan A.  Fungsi disebut fungsi pada (onto) atau surjektif jika setiap pada B memiliki preimage. Dengan kata lain, untuk setiap dalam B terdapat sebuah dalam A demikian hingga (x) = y.
Contoh 1 :
Relasi f = {(1, w), (2, u), (3, v)} dari A = {1, 2, 3} ke B = {u, v, w} merupakan fungsi pada karena semua anggota B merupakan jelajah dari f. Selain itu anggota daerah asal dari f adalah A memiliki tepat satu pasangan pada daerah kawan dari f adalah B.

6.      Domain, Kodomain & Range
Domain adalah daerah asal, kodomain adalah daerah kawan, sedangkan range adalah daerah hasil.
contoh 1 :
Diketahui himpunan P = { 1,2,3,4 } dan himpunan Q = { 2,4,6,8,10,12 }
Relasi dari himpunan P ke himpunan Q dinyatakan dengan ” setengah dari “. Jika relasi tersebut dinyatakan dengan himpunan pasangan berurutan menjadi : { (1,2),(2,4),(3,6),(4,8) }.
Relasi di atas merupakan suatu fungsi karena setiap anggota himpunan P mempunyai tepat satu kawan anggota himpunan Q.Dari fungsi di atas maka : 
Domain/daerah asal = himpunan P = { 1,2,3,4 }
Kodomain/daerah kawan = himpunan Q = { 2,4,6,8,10,12 }
Range/daerah hasil = { 2,4,6,8 }.
Sumber:
                                                               

Komentar

Postingan Populer